Antisipasi Pendapat Salah Tentang Imunisasi

Program imunisasi terbukti menurunkan angka kesakitan dan kematian karena infeksi pada bayi dan anak secara drastis. Namun, sering ada pendapat salah tentang imunisasi yang menimbulkan keraguan dan penundaan, bahkan penolakan. “Padahal penundaan atau penolakan imunisasi akan membawa risiko terkena infeksi bagi anak bersangkutan,” kata dr Hartono Gunardi dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dalam seminar yang diprakarsai Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Senin (3/8) di Jakarta.

Dengan makin banyak bayi atau anak yang mendapat imunisasi, penyakit yang bisa dicegah itu makin jarang terlihat. “Di lain pihak, rasa ketakutan terhadap efek samping vaksinasi yang berlebihan menjadi lebih dominan dibandingkan ketakutan terhadap penyakitnya,” kata Ketua Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Prof Sri Rezeki S Hadinegoro.

“Pendapat salah tentang imunisasi perlu diketahui dan diantisipasi agar pemberian vaksin kepada anak tetap berjalan baik,” ujar Hartono. Anak harus mendapat imunisasi karena dua alasan, yaitu anak harus dilindungi dan imunisasi dapat melindungi anak-anak di sekitarnya yang tidak mendapat imunisasi apabila cakupan imunisasi tinggi.

Salah satu pendapat salah tentang imunisasi adalah vaksinasi menimbulkan efek samping berbahaya, kesakitan, bahkan kematian. “Vaksin merupakan produk yang sangat aman. Hampir semua efek samping vaksin bersifat ringan dan sementara, seperti pegal di lengan dan demam ringan,” ujarnya.

Selain itu, ada anggapan bahwa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sudah tidak ada di negara kita sehingga tak perlu imunisasi. “Angka kejadian sejumlah penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi telah menurun drastis. Namun, kejadian penyakit itu masih ada di negara lain. Pelancong dapat membawa penyakit itu dan menimbulkan wabah,” ujarnya.


Cegah infeksi

Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak 1956 dengan pemberian vaksin cacar. Kini ada lima imunisasi wajib sesuai program imunisasi pemerintah, yaitu polio, BCG, hepatitis B, DPT, dan campak. Adapun jenis imunisasi yang dianjurkan untuk bayi dan balita meliputi MMR, Hib, tifoid, hepatitis A, varisela, dan pneumokokus.

“Apabila anak mendapat vaksinasi, 80-95 persen akan terhindar dari infeksi berat dan ganas,” ujar Sri Rezeki. Makin banyak bayi atau anak mendapat vaksinasi, kian berkurang penularan penyakit sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian.


Sumber: Kompas 4 Agustus 2009